LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“DIFUSI dan OSMOSI”
Disusu Oleh:
NAMA :MOHAMAD KHOIRUL ANAM
NIM :150210103099
KELOMPOK : 1
KELAS : B
No HP : 081333768559
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I. JUDUL
“DIFUSI dan OSMOSIS”
II. TUJUAN
Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis.
III. DASAR TEORI
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion menembus membran berdasarkan gradien konsentrasi. Difusi merupakan suatu cara dimana zat bergerak masuk, melalu dan keluar dari sel. Dalam proses multiseluler difusi juga memindahkan zat antarsel pada daerah yang berbeda dalam tubuhnya atau antarsel dan lingkungan eksternal sel. Contoh fotosintesis pada daun yang menghasilkan oksigen. Oksigen berdifusi keluar sel dan masuk ke ruang udara dalam daun yang memiliki konsentrasi lebih rendah(Starr,1995:90).
Konsentrasi adalah jumlah molekul atau ion zatper unit volume cairan. Perbedaan konsentrasi antar dua daerah disebut gradien konsentrasi. Molekul atau ion cenderung bergerak dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkosentrasi lebih rendah(Starr,1995:90).
Suatu zat cenderung berdifusi dalam arah berdasarkan gradien konsentrasi gradien zat terlarut dalam tempat yang sama. Seberapa cepat zat dapat berdifusi tergantung dalam lima faktor:
1. Ukuran. Lebih sedikit enery yang diperlukanuntuk memindahkan molekul kecil sehingga molekul kecil dapat berdifusi lebih cepat.
2. Suhu. Molekul bergerak lebih cepat padasuhu yang lebih tinggi.
3. Perbedaan gradien kosentrasi. Kecepatan difusi lebih tinggi dalam gradien yang besar. Sekali lagi, molekul bertumbukan lebih sering pada kosentrasi tinggi sehingga molekul cenderung terpantul kedaerah tersebut.
4. Muatan. Tiap ion yang larut dalam cairan berkontribusi terhadap keseluruhan muatan listrik cairan. Perbedaan muatan antar dua daerah mempengaruhi kecepatan dan arah difusi karena perbedaan muatan dapat menarik atau menolakion tertentu.
5. Tekanan. Difusi mungkin dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antara dua daerah. Tekanan mendekatkan molekul, sehingga molekul molekul yang makin padat bertumbukan(Starr,1995:91).
Pada tranpor pasif (difusi terfasilitasi) zat terlarut lewat protein saluran dan protein pengangkut terjadi secara pasif artinya zat terlarut tersebut lewat membran tanpa memerlukan energi. Jadi gerakan terjadi karena perbedaan konsentrasi. Tranfor aktif ialah tranport zat terlarut melewati perbedaan ini diperlukan energi (ATP)(Muslim,2003:132-133)
Osmosis adalah perpindahan molekul air dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeabel(Argo,2015). Gerakan air melintasi membran yang permeabilitasnya berbeda disebabkan karena karena perbedaan konsentrasi dinamakan osmosis. Tekanan osmostik adalah kekuatan yang disebabkan air yang bergerak pada semua arah(rachmadiartika,2007:71).
Membran semipermeabel adalah suatu membran yang dapat dilewati oleh cairan seperti air,tapi tidak dapat dilewati oleh cairan lain dari arah yang berlawanan. Mengingat sifat membran semipermeabel yang selektif, maka zat terlarut (solut) diasumsikan tidak dapat mendifusi melalui membran ke arah sebaliknya, sebenarnya terjadi perpindahan dua arah, namun yang paling dominan adalah perpindahan massa air ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Faktor faktor yang mempengaruhi dehjdrasi osmosis antara lain jenis osmosis agent ,ratio larutan osmosis dan buah yang dikeringkan,suhu dan pengaduk(Anasta,2013)
Permeabilitas adalah sifat yang timbul dari struktur membran. Lipid bilayer membiarkan gas dan molekul nonpolar menembusnya secara mudah, tetapi membran bersifat impermeabel terhadap ion dan molekul besar,polar.
Protein transpot pasif membiarkan zatterlarut tertentu menembus membran, mengikuti gradien konsentrasi. Zat terlarut brikatan dengan protein kemudian dilepaskan ke sisi lain membran. Proses ini disebut transport aktif atau difusi terfasilitasi, tidak memerlukan energi. Perpindahan disebabkan oleh gradien konsentrasi zat terlarut. Beberapa molekul (seperti air) yang berdifusi menembus membran dapat juga bergerak dengan protein transpot aktif(Starr,1995).
IV. METEDOLOGI
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
1. Cawan Petri
2. Skalpel/pisau potong
3. Gelas Ukur
4.1.2 Bahan
1. Kentang (Solanum tuberosum)
2. Garam
3. Air
4.2 Cara Kerja
4.2.1 Percobaan pada kentang (Solanum Tuberosum) tanpa diberi garam
Menyiapkan alat dan bahan
|
Mengupas kentang (Solanum tuberosum), kupas hingga membentuk kubus ukuran 3x3x3 dan beri cekungan bagian atas
|
Mengukur air dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 25 ml
|
Menuangkan air pada cawan petri
|
Memasukkan kentang (Solanum tuberosum) pada cawan petri
|
Mengamati perubahan yang terjadi
|
4.2.2 Percobaan pada kentang (Solanum Tuberosum) menggunakan garam
Menyiapkan alat dan bahan
|
Mengupas kentang (Solanum tuberosum), kupas hingga membentuk kubus ukuran 3x3x3 dan beri cekungan bagian atas
|
Mengukur air dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 25 ml
|
Menuangkan air pada cawan petri
|
Memasukkan kentang (Solanum tuberosum) pada cawan petri
|
Mengamati perubahan yang terjadi
|
Memberi garam pada bagian atas yang sudah dibentuk cekungan
|
V. HASIL PENGAMATAN
Percobaan tanpa menaruh garam pada cekungan
| ||
kel
|
Foto pengamatan
|
Keterangan pengamatan
|
2
|
Sebelum:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 25 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning
|
Sesudah:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 23 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning pucat
| |
3
|
Sebelum:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 25 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning
|
Sesudah:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 23 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning pucat
| |
Percobaan dengan menggunakan atau menaruh garam pada cekungan
| ||
kel
|
Foto pengamatan
|
Keterangan pengamatan
|
4
|
Sebelum:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 40 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning
|
Sesudah:
|
Tekstur : agak lembek
Zat cair : 39 ml
Rasa : agak asin
Warna : kuning pudar
| |
5
|
Sebelum:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 25 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning
|
Sesudah:
|
Tekstur : agak lembek
Zat cair : 24 ml
Rasa : agak asin
Warna : kuning pudar
| |
6
|
Sebelum:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 25 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning
|
Sesudah:
|
Tekstur : agak lembek
Zat cair : 24 ml
Rasa : agak asin
Warna : kuning pudar
| |
7
|
Sebelum:
|
Tekstur : keras
Zat cair : 25 ml
Rasa : tawar
Warna : kuning
|
Sesudah:
|
Tekstur : agak lembek
Zat cair : 24 ml
Rasa : agak asin
Warna : kuning pudar
|
VI. PEMBAHASA
Setelah melakukan pengamatan terhadap kentang, bisa diketahui tentang proses difusi dan osmosis. Difusi adalah perpindahan zat terlarut dari kosentrasi tinggi ke kosentrasi rendah tanpa melalui membran semipermeabel. Sedangkan osmosis adalah difusi dari zat pelarut, sama halnya dengan difusi berpindah dari kosentrasi tinggi ke rendah tetapi zat pelarutnya bukan zat terlarutnya disinilah perbedaan dari osmosis dan difusi. Secara umum bisa didefiniskan bahwa osmosis adalah perpindahan zat dari kosentrasi rendah ketinggi melalui membran semipermebel. Jadi bisa disimpulkan dari zat pelarut osmosis dan terlarut difusi, akan mengalami keterbalikan terjadi osmosis jika zat pelarutnya berpindah, karena kosentrasi zat pelarut dengan terlarut lebih besar zat terlarut tentu dengan melewati membran semipermeabel dan sebaliknya akan terjadi difusi
Untuk data hasil difusi kelompok 2 s/d 3 jumlah cairan sebelum 25 ml dan sesudah 23 ml. Percobaan ini sudah benar mengalami difusi sedangkan untuk kelompok 4 s/d 7 mengalami kegagalan karena data yang hasil pengamatan mengalami penurunan yaitu dari 25 turun menjadi 24. Data hasil ini tidaksesuai dengan konsep dari osmosis. Jika kentang diberi garam pada atas bagian cekungan kentang akan bersifat hopotonis karena ditambah dengan garam sedangkan air sendiri bersifat hipertonis, jadi cairan dari dalam kentang akan berpindah ke air yang bersifat hepertonis. Hal ini sesuai dengan pernyataan osmosis mengalami difusi zat pelarutnya yaitu pelarut dari cairan kentang menuju zat terlarut pada air yang memiliki kosentrasi lebih tinggi atau hipertonis. Atau dari larutan hipotonis menuju kelarutan hipertonis.
Variabel bebas adalah kentang, variabel bebas sendiri adalah variabel yang dibuat bervariasi, disini kentang mengalami dua variasi yaitu tanpa garam dan menggunakan garam. Variabel bebas akan memunculkan variabel terikta yiatu air yang digunakan untuk merendam. Air menjadi variabel terikat karena air mengalami perlakuan sebanyak variabel bebas. air dikatakan variabel tetap karena massanya yang tetap yaitu 25 ml setiap percobaan, pengecualian untuk kelompok 4 yang menggunakan 40 ml air dan menjadi 39 ml air. Hasil pengamatan kelompok 4 tidak termasuk dalam pengamatan yang di kaitkan dengan variabel bebas maupun terikat. variabel kontrol adalah variabel atau faktor lain yang ikut berpengaruh, dibuat sama pada setiap percoban dan terkendali. Jadi disini variabel terikatnya bisa kita disimpulkan yaitu: jumlah zat cair, ukuran pemotongan kentang, penggunaan wadah, pemberian garam pada percobaan osmosis dan tanpa pemberian garam pada percobaan difusi.
Dari percobaan diatas dapat diketahui kentang sebagai membran semipermeabel. Membran semi permeabel sendiri adalah membran yang dapat meloloskan zat cair tetapi ada juga yang tidak diloloskan karena sifatnya yang selektif. Hal ini dibuktikan dari percobaan kelompok 4 s/d 7 dari rasa. Sebelum mengalami osmosis rasa air tetap tawar sedangkan setelah 15 menit air menjadi agak asin. Peristiwa ini membuktikan bahwa ada partikel atau molekul dari garam yang diloloskan oleh membran semipermeabel kentang.
Dari data yang didapatkan bisa dibandingkan antara percobaan tanpa garam dan percobaan dengan garam pada kentang:
Percobaan tanpa garam
|
Percobaan dengan garam
|
Tekstur keras
Volume zat cair berkurang
Rasa zat cair tawar
|
Tekstur lembek
Volume zat cair berkurang (salah)
Volume zat cair bertambah (benar)
Rasa zat cair asin
|
Dari tabel perbedaan bisa disimpulkan bahwa, percobaan tanpa menggunakan garam mengalami difusi sedangkan percobaan dengan menggunakan garam mengalami osmosis. Pada percobaan tanpa menggunakan garam terlihat bahwa kentang tidak mengeluarkan cairannya karena tanpa diberi garam larutan pada kentang akan bersifat hipertonis jadi air akan masuk kedalam sel sel kentang. Dari rasa juga tetap rasa zat cair awal jadi bisa disimpulkan tidak ada zat cair dari dalam kentang yang keluar bercampur dengan air. Kemudian tekstur kentangmenjadi semakin keras, hal ini terjadi karena masuknya zat cair berupa air ke dalam kentang membuat masa kentang bertambah berat sehingga menjadikan kentang keras.
Pada percobaan menggunaka garam terjadi perubahan zat cair pada kentang yaitu sebelum diberi garam bersifat hipertonis sedangkan sesudah diberi garam akan bersifat hipotonis hal ini menyebabkan zat cair dalam kentang akan keluar dari dalam kentang kekosentrasi yang bersifat hipertonis yaitu air. Dari tekstur lembek terlihat jika kentang mengalami osmosis pada sel-selnya, sel sel pada kentang kehilangan cairan yang menjadikan sel sel tersebut lembek. Kemudian adalah rasa dari air berubah menjadi asin, bukti dari osmosis yang melalui membran semi permebel yaitu kentang yang meloloskan sebagian kecil garam menuju keluar dari pada kentang.
VII. PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Difusi adalah perpindahn zat dari kosentrasi tinggi menuju kosentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah difusi pada pelarut zat yang artinya perpindahan zat pelarut dari kosentrasi tinggi menuju kosentrasi rendah dengan melewati membran semipermeabel yang selektif. Membran semipermeabel adalah membranyang selektif dalam meloloskan partikel zat yang tidak semua zat bisa diloloskan.
7.2 SARAN
Praktikan harus lebih memahami apa yang akan dipraktikumkan mulai dari menyiapkan bahan sampai proses kerja atau cara kerja. Praktikan juga harus memperhatikan pemateri praktikum agar tidak terjadi kesalahan atau miss komunikasi antara praktikan dan juga pemateri praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anasta,Natalia & Seng Kopiang Wirawan.2013.ANALISIS PREMEASI PADA DEHIDRASI OSMOSIS PEPAYA (Carica papaya).Agritech.vol 33.Yogyakarta.
Argo,Bambang Dwi & dkk.2015.Pengaruh Proposi Sukrosa dan Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari Buah Naga Putih (Hylocereus undatus).Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.Vol. 3.Malang
Muslim,Chairul.2003.BIOLOGI MOLEKULER SEL.Jakarta:Dikti
Rachmadiarti, Fida & dkk.2003.Biologi Umum.Surabaya:Unesa University press
Starr,Lisa & dkk.1995.BIOLOGI.Jakarta:Salemba Teknik
kelompok
|
Sebelum
|
Sesudah
|
2
Tanpa garam
| ||
3
Tanpa garam
| ||
4
Dengan garam
| ||
5
Dengan garam
| ||
6
Dengan garam
| ||
7
Dengan garam
|
Cover Buku
0 komentar:
Posting Komentar